Logo Saibumi

Ramai Diperbincangkan Soal Khilafatul Muslimin, Ini Jawaban Abdul Qadir Hasan Baraja

Ramai Diperbincangkan Soal Khilafatul Muslimin, Ini Jawaban Abdul Qadir Hasan Baraja

Foto: Saibumi.com/Riduan

Saibumi.com (SMSI), Bandar Lampung - Pemimpin Khalifah Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja mengatakan bahwa organisasinya tidak terkait dengan paham radikalisme. 

 

Hal tersebut disampaikan, saat saibumi.com mewawancarai dan datang berkunjung langsung ke Komplek Khilafah Muslimin yang berlokasi di Karang Sari, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Kamis 6 Juni 2022 malam. 

BACA JUGA: Waroeng KOPI SEMSI Menerima Pengaduan Masyarakat secara Gratis.

 

"Kami tidak sama sekali ataupun mengajarkan paham radikalisme, terorisme, intoleran, ataupun hal-hal yang lain, dan saya pastikan itu tidak benar," ungkap Abdul. 

 

Lebih lanjut ia menuturkan, bahwa kelompok yang dipimpinnya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

 

"Pancasila sama seperti Piagam Madinah yang menyatukan umat muslim dengan beberapa golongan di Madinah saat itu, kita pun disini bersama dengan agama lain, ada Buddha, Kristen dan lainnya. Kami pun menjunjung tinggi NKRI," jelasnya. 

 

Abdul Qadir Hasan Baraja juga menjelaskan soal aksi konvoi motor yang membawa atribut 'kebangkitan khalifah'. Dia mengatakan kegiatan tersebut hanya bagian dari syiar. 

 

"Memang sengaja untuk menghilangkan pemikiran yang keliru itu, jadi kami menerangkan bahwa khilafah itu bukan bentuk negara, bukan ingin merebut kekuasaan. Disinilah kami ingin meluruskan semuanya, biar pendapat seperti bahwa khilafah itu perang, itu semua tidak benar," jelasnya. 

 

Kemudian ia pun menuturkan, bahwa Khalifah itu adalah sistem untuk mempersatukan umat. 

 

"Khilafah itu satu cara mempersatukan umat Islam, karena umat beriman wajib bersatu, haram hukumnya apabila terpecah belah, disini kami juga mengajak untuk bersatu mencintai Negeri Indonesia ini," tuturnya. 

 

Lalu, saat ditanya mengapa memakai nama Khalifah, ia pun menjelaskan bahwa karena dalam Islam sepeninggal Nabi, disebutlah dengan sebutan Khalifah. 

 

"Kalau secara islami ini khusus, jadi ini dalam rangka beribadah," tukasnya. 

 

Kemudian, disinggung bahwa kabar yang menyebutkan bahwa dirinya adalah musuh utama pemerintah dan tentara Indonesia di tahun 80-an. 

 

"Iya memang saya akui itu, tapi setelah saya ditahan, atas petunjuk Allah, saya pastikan saya telah berubah. Namun, saya pun tidak bisa menghindari kepada orang-orang yang membenci saya, bahwa kabar itu selalu dikaitkan pada saya," imbuhnya. 

 

Namun, ia pun menegaskan, bahwa Khilafatul Muslimin tidak ada niatan untuk menentang Undang-undang, Pancasila, ataupun hal apapun seperti yang selalu disangkakan selama ini. 

 

"Kita tidak pernah mengajarkan, ataupun memahami paham-paham yang selalu disangkakan pada kita. Bahkan, sangking inginnya kita merubah hal itu, kita menekankan kepada seluruh warga berdosa apabila sampai menentang hal tersebut," pungkasnya. (R)

BACA JUGA: Waroeng KOPI SEMSI Menerima Pengaduan Masyarakat secara Gratis.

Saibumi.com

merupakan portal berita Indonesia, media online Indonesia yang fokus kepada penyajian berbagai informasi mengenai berita online Indonesia baik dalam bentuk news (berita), views (artikel), foto, maupun video.

Newsletter Saibumi

BERLANGGANAN BERITA