Foto: Ilustrasi
Saibumi.com (SMSI), Bandar Lampung - Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.
Terdapat tiga aliran pemikiran dalam hedonis yakni Cyrenaics, Epikureanisme, dan Utilitarianisme. Makna hedonisme telah mengalami pergeseran seiring dengan perkembangan zaman. Di zaman modern ini, paham hedonisme sudah jauh berbeda dari paham etika hedonisme Epicurus.
BACA JUGA: Perbaikan Jalan Raden Saleh, Tanjung Senang Kapan Dilaksanakan?
Hedonisme saat ini disandingkan dengan makna kemewahan, gaya hidup berlebihan, dan cenderung kepada perilaku konsumtif.
Melansir Wikipedia, Kata hedonisme diambil dari bahasa Yunani hēdonismos dari akar kata ἡδονή hēdonē, artinya "kesenangan". Paham ini berusaha menjelaskan adalah baik apa yang memuaskan keinginan manusia dan apa yang meningkatkan kuantitas kesenangan itu sendiri.
Belum lama ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kata pengantarnya dalam sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara menyentil perilaku aparatur negara yang kerap memamerkan kuasa dan juga memamerkan harta kekayaan di hadapan rakyat.
Atas hal tersebut, Jokowi terlihat geram adanya pejabat yang jumawa dan hedonis.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa dia mengikuti apa yang menjadi pembicaraan di masyarakat saat ini mengenai gaya hedonis dan pamer kuasa oknum pegawai di Ditjen Pajak dan Bea Cukai.
"Dari apa yang dilihat, adanya kekecewaan masyarakat terhadap pejabat negara akibat ulah segelintir oknum. Dari komentar-komentar yang saya baca baik di lapangan maupun di media sosial, karena peristiwa di pajak dan di Bea Cukai, saya tahu betul, mengikuti kekecewaan masyarakat terhadap aparat kita," ungkapnya, Kamis (2/3/2023).
Lebih lanjut, menurut Jokowi sangat pantas apabila masyarakat merasa kecewa dengan pejabat yang memamerkan harta kekayaan dan pamer kekuasaan itu.
Karena selain aparat negara melakukan tindakan di luar kepatutan, masyarakat juga menilai pelayanan yang diberikan tidak baik sehingga wajar jika publik merasa kecewa.
"Kalau menurut saya, pantas rakyat kecewa karena pelayanannya dianggap tidak baik kemudian aparatnya perilakunya jumawa dan pamer kuasa, kemudian pamer kekuatan, pamer kekayaan hedonis," jelasnya.
Atas dasar itulah, mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun meminta kementerian dan lembaga mendisiplinkan aparatur di bawahnya. Termasuk juga Polri, Kejaksaan Agung dan aparatur hukum lainnya.
"Sekali lagi saya ingin tekankan, jangan pamer kekuasaan, jangan pamer kekayaan, apalagi sampe dipajang-pajang di Instagram, di media sosial," tegasnya.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta media massa dan netizen agar terus menelusuri dan mengungkap kekayaan tidak wajar para pejabat negara. Sebab, pejabat yang kekayaannya tidak sesuai profil jabatannya bukan hanya Rafael Alun Trisambodo.
“Coba temen-temen cek kemudian diviralkan, banyak yang gerah. Itu juga jadi salah satu agar pejabat tidak macam-macam,” kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata kepada wartawan di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi, KPK, Jakarta, dikutip melalui siaran pers KPK, Rabu (1/3/2023).
Alex mengapresiasi netizen yang berhasil menguak ketidakwajaran harta Rafael. Tetapi, ia meminta agar publik tidak berhenti pada aset milik ayah Mario Dandy Satriyo. Sebab, banyak pejabat lainnya yang juga bergaya hidup mewah.
“Satu sisi bagus netizen banyak mengungkap. Tapi saya bilang jangan berhenti disitu saja, banyak pejabat kita yang berperilaku demikian. Banyak yang bikin pesta mewah,” tandasnya. (*)
BACA JUGA: PMI Lampung Distribusikan Bantuan Ke Lokasi Bencana Banjir di Lampung Tengah
merupakan portal berita Indonesia, media online Indonesia yang fokus kepada penyajian berbagai informasi mengenai berita online Indonesia baik dalam bentuk news (berita), views (artikel), foto, maupun video.
1
Rabu, 31/05/2023 - Dibaca : 2973
2
Kamis, 01/06/2023 - Dibaca : 2720
3
Rabu, 31/05/2023 - Dibaca : 2709
4
Rabu, 31/05/2023 - Dibaca : 2642
5
Kamis, 01/06/2023 - Dibaca : 2479
6
Kamis, 01/06/2023 - Dibaca : 2427
BERLANGGANAN BERITA