Saibumi.com (SMSI), Bandar Lampung - Melonjaknya harga kedelai internasional, membuat dampak yang begitu signifikan terhadap harga di Indonesia, terutama di Bandarlampung. 

Hal tersebut dirasakan oleh Sudjadi seorang pelaku UMKM pembuat tahu di kawasan Gunung Sulah, Kota Bandarlampung. 

BACA JUGA: Catat! Mendag Janjikan Akhir Februari Stok Minyak Goreng Normal Lagi

"Iya naik, sudah beberapa hari ini," ungkapnya kala diwawancarai saibumi.com, Kamis (17/2/2022). 

Selain itu Sudjadi juga menuturkan, bahwa ia pun terpaksa mengurai produksi dari 125 kg per hari menjadi 100 kg. 

"Kita terpaksa nurunin produksi, kalau enggak gitu kita bingung cara bagaimna lagi untuk bisa nutup produksi," jelasnya. 

Disinggung apakah ada pengurangan besar ukuran pada tahu yang ia jual, Sudjadi menyampaikan bahwa ia tidak mau melakukan hal itu. 

"Enggak kita enggak ngecilin ukuran, pada kabur nanti pelanggan kita kalau kita kayak gitu," tukasnya. 

Sementara itu, ditemui di tempat berbeda Rusman seorang pedagang tempe di pasar pasir gintung menuturkan. Harga tempe yang ia jual tidak mengalami kenaikan, namun ukuran yang agak sedikit berbeda dari biasanya. 

"Kalau harga normal, tapi ukuran yang memang lebih kecil aja," tuturnya. 

Saat ditanya apakah para konsumen tidak komplain, Rusman mengatakan konsumen banyak yang mempertanyakan hal itu. 

"Kalau komplen mah udah jangan dibilang, tapi mau gimana lagi. Pemerintah tolonglah kami ini, bingung kami ini mau jualan, sudah minyak kosong, kedelai naik, haduh," pungkas Rusman. (Riduan)

BACA JUGA: Catat! Mendag Janjikan Akhir Februari Stok Minyak Goreng Normal Lagi