Saibumi.com (SMSI), Bandar Lampung - Perayaan Minggu Palma di Kapel Villa Citra, Tanjungkarang, Minggu 24 Maret 2024 dipimpin oleh RD Wolfram Safari. Dihadiri oleh ratusan umat Katolik.

Saya mau berbicara tentang dua hal yakni "Konsisten dan in konsisten" Allah itu konsisten atau inkonsisten? Manusia itu konsisten atau inkonsisten? Doa itu konsisten atau inkonsisten? Bertobat itu konsisten atau inkonsisten? Demikian ia mengawali homilinya dengan beberapa pertanyaan. RD Wolfram Safari lalu menjelaskan bahwa sikap konsisten itu artinya tetap dan taat asas sedangkan sikap inkonsisten tidak taat asas. Konsisten itu negasi inkonsisten.

BACA JUGA: RP. Anggoro Ratri, SCJ Mengingatkan Dalam Praise and Worship PD PKK St. Lucia: Ingatlah dan Ampunilah

"Kita sudah melihat seluruh dunia dengan kaca mata konsisten dan inkonsisten. Mulai Hari Minggu Palma dikisahkan semua orang memuji- muji mengelu- elukan Yesus sebagai Raja Putra Daud, tetapi setelah itu Dia diadili, disesah, menanggung dosa kita dan diperlakukan seperti seorang penyamun kemudian disalibkan. Sikap manusia dari memuji Yesus hingga Yesus disalib ini adalah sikap yang inkonsisten. Sementara Yesus Kristus tetap konsisten." Ucapnya.

"Yesus tidak euforia dengan puji - pujian saat di sambut di Yerusalem meskipun di elu - elukan dan dipaksa menjadi raja dunia. Yesus tetap tidak berubah, Dia tetap konsisten, meskipun Dia diperlakukan sebagai hewan kurban karena menanggung beban dosa manusia, beban inkonsisten kita." Lanjutnya lagi.

Walaupun diadili secara tidak adil, Yesus tetap konsisten. Yesus tidak lari dan menyelamatkan diri meskipun kesempatan untuk melakukan itu sangat ada. Dia tetap konsisten.

"Kita yang bersalah saja jika diperlakukan secara tidak adil, kita protes. Yesus Kristus itu Zero (nol) kesalahannya. Bukan hanya lari Dia bahkan berhak dan bisa dengan cara apapun untuk membebaskan diri - Nya. Bahkan Dia Putra Allah, bukan putra manusia, bukan putra pak lurah, bupati atau pejabat tinggi. Dia tetap konsisten. Mungkin ini dipandang bodoh untuk ukuran cara berpikir dunia." Pungkasnya.

"Kita beriman atau tidak beriman Allah tetap konsisten, sedangkan manusia inkonsisten. Dalam perayaan Pekan Suci mulai dari Minggu Palma sampai dengan Paskah menunjukkan Allah itu Kosisten. Konsisten itu adalah fokus pada proses, sedangkan inkonsisten itu fokus pada hasil tidak perduli pada proses. Karena inkonsisten itu maka kita harus memiliki yang Konsisten yakni Yesus Kristus Sang Juru Selamat manusia !" Pungkasnya lagi.

Perayaan Ekaristi Minggu Palma ini diiringi tim Koor dari Lingkungan St. Maria Villa Citra II. Koordinator koor St. Maria Villa Citra II Ignasius Marsudi saat ditemui menyampaikan "Tim koor ini sudah berlatih sebanyak lima kali dengan harapan bisa mempersembahkan yang terbaik." Tandasnya.

Salah seorang personel tim koor ini, Vivi Paulina mengatakan; sangat bersyukur dan bersukacita karena turut secara khusus ambil bagian memuji Tuhan pada Perayaan Ekaristi Minggu Palma.

Sementara Catharina Padmi Hadiningsih salah seorang petugas pengatur umat dalam Perayaan Minggu Palma saat ditemui menyampaikan "Tugas tatalaksana umat ini adalah untuk melayani Tuhan dengan sungguh, sehingga menciptakan suasana tenang, hening, dan khusyuk. Agar umat yang rindu hadir dihadirat Tuhan semakin akrab menjalin komunikasi dengan Tuhan, menimba rahmat kekuatan iman, harapan, damai, kasih, dan suka cita serta keselamatan sejati. Membawa pulang harta surgawi ini sebagai penuntun perjalanan hidup mereka." Katanya.

BACA JUGA: RP. Anggoro Ratri, SCJ Mengingatkan Dalam Praise and Worship PD PKK St. Lucia: Ingatlah dan Ampunilah